“Deklarasi #2019GantiPresiden?” “Makar tuh!”
Holla
Assalamu’alaikum ...
Berbicara
soal politik, selalu ada hal yang menarik untuk dibahas. Suka nggak suka
masalah politik di Indonesia kini sudah
menjadi daily food. Tak ayal, masyarakat
kita pun saat ini sudah begitu up2date
terhadap perkembangan politik yang terjadi. Namun, pada tahun 2018 ini ada satu
hal yang mencuri perhatian kita, yaitu deklarasi #2019GantiPresiden.
Sebenarnya apa yak makna dari tagar tersebut?
#2019GantiPresiden
Menjelang
pemilu presiden 2019, perang #2019GantiPresiden dengan #2019TetapJokowi mulai membahara
di jagad media sosial. Kedua kubu tersebut bak pendukung dua klub sepakbola,
saling adu kekuatan hastag. Siapakah yang paling kuat?. Hmm, Riris nggak akan
bahas soal kubu siapakah yang paling kuat.
But Riris just want to share you what
should we do about this issue.
Apa tagar tersebut merupakan hantu?. Actually jika dikaitkan dengan hantu memang rada nyambung yak. Ada yang ketakutan, namun justru ada juga yang
menantangnya. So what’s the impact of the hasthtag ghost?. Sebut saja penceramah Neno warisman saat
hendak menghadiri deklarasi #2019GantiPresiden di Pekanbaru pada Minggu 26
Agustus. Banyak massa yang menolak kedatangan beliau karena dianggap meresahkan.
Adapula musisi Ahmad Dhani yang
dikeruduk oleh massa penolak #2019GantiPresiden saat berada di sebuah hotel
di kota Surabaya. Hmm, lalu kalau begitu
apakah deklarasi
#2019GantiPresiden merupakan makar?
Makar atau
bukan nih?
Kalau untuk menyimpulkan suatu issue politik, Riris bukan
ahlinya yak. Lagipun Riris juga nggak terlalu suka dengan masalah politik
(padahal cita-cita ingin jadi seorang duta, wkwk). But sebagai remaja yang
kritis (haha), Riris berpendapat bahwa deklarasi #2019GantiPresiden adalah hanya
sebuah tagar, that isn’t MAKAR. Yap,
rasanya tagar yang berbunyi #2019GantiPresiden hanya sebuah ajakan untuk
tahun 2019 bukan sekarang (karena toh
tahun 2019 bertepatan dengan pilpres). Sementara yang namanya makar adalah
usaha menggulingkan kekuasaan yang sedang
berlangsung. So, kalau tagar tersebut terjadi/ sudah terjadi pada tahun
2016-2017-2018 maka tagar tersebut bisa dikatakan makar. Kurang lebih begitu.
“Kita tidak sedang
menyebarkan kebencian, kita tidak sedang menjelekkan pak Jokowi, beliau orang
baik, pemerintah sekarang sedang bekerja. Tapi kami menilai dan ini hak
konstitusional kami, kami ingin #2019GantiPresiden yang lebih baik,” tutur
politisi PKS, Mardani Ali Sera.
So what should we do ?
Riris pernah
berdiskusi soal politik dengan seseorang, niatnya sih pengen disebut remaja
yang smart (wkkwk). Tapi Riris malah
dinasehati. Kurang lebih begini percakapannya :
Riris :”The state of prison for corruptors in
Indonesia is extraordinary. All cooking utensil, refrigerators and air
conditioners are available. Even they can save money there”.
X : “Oh
Babe, you still young!. Not the time for
you to think about political”.
Riris : “I know im still young, but im care
and are sensitive about what is happening in this country”.
X : “Oke, i see. But you have more
important thing. Just focus on your study. I want you finish college well. You
know what? There are already taking care
of it, don’t worry. You haven’t time yet. Just focus on your lecture”.
Setelah
difikir, ternyata ada benar nya juga. kenapa Riris sibuk diskusi, sibuk
berkomentar mengenai politik yang bahkan Riris sendiri belum paham betul, juga
belum bisa memberi good impact terhadap masalah politik. Mengenai remaja yang care dan critical itu sangat hebat. But
we must know the limits. kita
masih punya urusan yang lebih penting dari sekadar ikut-ikutan meramaikan jagad
media sosial. Urusan apa ? kamu yang suka berkomentar, juga kamu yang ikut
menggelorakan tagar. Kontribusi apa yang sudah bisa kamu berikan ?. “Yealah Ris, ini bukan soal kontribusi atau
prestasi. Ini soal masa depan bangsa. Kamu harus care dong!”. Kamu hebat sayang, siapa pula yang bilang kita
tidak boleh care, but actually Riris hanya ingin
menyampaikan janganlah kita terlalu bersikap fanatik mengenai politik, santai
saja!. Setidaknya jangan ditanggapi secara emotional apalagi sampai menyebarkan
berita hoax. Soal pilpres sudah ada yang mengatur dan mengurusnya. Kita
sebagai remaja yang care hanya perlu
memastikan pilpres berjalan dengan baik, fair
dan lancar tanpa ada permusuhan apalagi perpecahan. And don’t forget misi utama mu apa. Jika kamu merasa gemes dengan keadaan politik di
Indonesia, jangan hanya berkomentar tapi make the change. Sudah bisa? Belum
kan? So
focus on ur study! Ingat skripsi mu masih belum kelar!, hehe.
Siapapun presidennya, hormatilah ia !.
Then ...
Thanks ya peeps,
sudah berkunjung di blog yang masih berantakan ini. So Riris sangat membutuhkan
saran dan kritikan sobat semua.
Gracias !
Finding Dori on :
Insagram : @rina_risnawati
Twitter :@rirismybookid
And also watch me on youtube : https://www.youtube.com/channel/UC9Bt1d1-r7OKOrBoM-__xrg?view_as=subscriber
^Tulisan ini dibuat untuk selfrimender ^