Minggu, 23 September 2018

Mengapa harus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ?



Sepenggal kisah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Cerita Riris


Hidup memang penuh dengan kejutan, kau tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok. Bahkan untuk satu menit berikutnya. Mimpi- mimpi yang sedang kau rajut, bisa saja robek secara tiba-tiba tanpa pernah kau sangka. Lalu kau bisa apa?. Iya, kau hanya perlu fleksibel seperti air, berubah menjadi uap ketika ketidakmungkinan terjadi.

Dan ini cerita ku ...

Saat badai datang secara tiba-tiba, menyapu bersih semua asa mu. Dan ternyata asa itu sedang kau bicarakan dengan orangtua mu, tiba-tiba semuanya lenyap dan gelap. Ah, aku yakin kau tak punya pilihan lain selain bersabar.  Begitupula dengan kisah luka yang akan kuceritakan padamu sekarang.
aku masih ingat, hari itu adalah hari sabtu. Hari dimana aku membereskan semua kenangan itu. “Apa aku berguna?, sebenarnya aku ini mau jadi apa?”. Berbagai pertanyaan memojokan itu datang. “Daftar universitas swasta di Yogyakarta”, pencarian google dimulai. Yak, ku putuskan untuk memililh PTS karena saat itu semua PTN sudah ditutup. Dan akupun memilih Jogja sebagai akhir dari perjalanan sarjana ku. Ah, teryata UMY masih dibuka. “Aku akan kuliah disana!”, hati bergumam. Itulah sosok hati, saat dia punya keinginan A, maka apapun yang terjadi semua itu harus terwujud.

  “Mah, Pak. Aku ingin kuliah di Jogja!”. Pernyataan itu terdeklarasikan dengan tegas. Tentu saja, sejuta alasan dan pertimbangan telah rapih dibungkus sejak lama. Saat kau sudah mencintai sesuatu, kau akan melakukan apa pun untuk itu. Begitu pun denganku, semua alasan mendasar dijelaskan secara terperinci, berharap mereka memahami. “Mah, biaya hidup di Jogja itu lebih murah dibandingkan dengan kota lain. Kampus UMY juga sudah ter akreditasi A, begitu pun dengan jurusan bahasa Inggris nya. Disana itu banyak peluang mah, banyak jalan. Soal biaya aku akan mencari pekerjaan juga akan mengikuti program beasiswa. Tenang aja mah, Allah pasti bantu kita kok, apalagi untuk orang yang sedang mencari ilmu”. Aku tahu, disana mamah sedang berperang dengan hatinya. Beliau ingin yang terbaik untuk anaknya namun ia juga harus mempertimbangkan semuanya.

Atas kesungguhan itu, akhirnya orangtua mengizinkan. Mulailah aku menyiapkan semua dokumen yang diperlukan seperti ktp, ijazah SMA yang sudah dilegalisir, pasfoto hitam putih, etc ( untuk lebih lengkapnya kalian bisa cek di website UMY). Hari selasa tanggal 01 Agustus kami berangkat ke Jogja (aku dan bapak). Kami menggunakan bis aladin jurusan Cikijing-Semarang. Lho kok Semarang?. Kami akan bersitirahat di rumah seorang sahabat mamah sekaligus tetangga kami dulu. Namanya adalah Pak Ayep Rosidi. Beliau merupakan seorang dosen yang dulunya sempat menempuh pendidikan di Jogja. Itulah mengapa aku menanyakan setiap informasi perkuliahan kepada beliau. Sekarang beliau tinggal bersama keluarganya di Semarang. Kami pun diminta untuk menginap di rumahnya, soal pendaftaran kuliah beliau juga akan mengurusi itu. MashaAllah, beliau amat baik. Semoga Allah melindungi beliau dan keluarga, Aamin.

Perjalanan ke Semarang  menghabiskan waktu setengah hari, kami berangkat pada pukul  9 pagi dari terminal Cikijing dengan menggunakan bis Aladin dan tiba di terminal Mangkang pada pukul  5 sore. Setelah itu kami menuju gerbang tol Krapyak dan tiba disana pada pukul 6 petang. Saat kami sampai, beliau (pak Ayep)  sudah standbye disana untuk menjemput kami ( wah .. maaf yak pak, kami merepotkan, hehe).  Kemudian beliau membawa kami ke rumahnya. Masha Allah, Allah selalu memberikan kelancaran dalam setiap urusan kami. Alhamdulillh. Kami sampai di rumah beliau pada pukul 19.30 WITA, kami dijamu dengan begitu istimewa. Alhamdulillah. Setelah sholat Isha, kami pun meluruskan tulang punggung yang sedari tadi terasa remuk (hufft).

Paginya, kami siap-siap menuju Jogja. Setelah shubuh, aku, bapak dan pak Ayep berangkat menuju Universitas Muhammadiyah Yogjakarta, Bantul.  Lamanya perjalanan ke Jogja seperti perjalanan dari Cikijing ke Cirebon.  Tibalah kami di kampus pada pukul 8 pagi. Wah, inilah kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Begitu luas, hijau dan mashaAllah keren sekali.  Kami memasuki gedung AR. Fachruddin A dan kemudian mengikuti alur pendaftaran. Untuk jalur masuk, aku sendiri memilih jalur tes CBT yang one day service.  Pendaftaran, pembayaran, tes dan pengumuman kelulusan dilakukan pada hari yang sama.


Kurang lebih begini alur pendaftarannya secara in short :
1.       Melakukan pendaftaran di bagian Biro Admisi gedung AR. Fakhruddin,
2.       Membayar biaya pendaftaran di bank yang ada di kampus UMY,
3.       Memberikan slip pembayaran ke bagian Biro Admisi lagi,
4.       Melakukan tes seleksi,
5.       Menunggu hasil seleksi di biro Admisi,
6.       Pengumuman 
7.       Melakukan tes NAPZA di Asri Medical Center (AMC),

Saat mengisi kolom jurusan, aku memilih prodi Hubungan Internasional pada pilihan pertama diikuti oleh prodi Bahasa Inggris pada pilihan kedua. Actually, aku ingin sekali masuk jurusan HI dari sejak SMA, alasannya aku ingin kerja di kedutaan besar (lol). Tapi, apapun pengumuman nya nanti, will be grateful. Then, aku mengikuti ujian masuk setelah waktu dzuhur.
Arggh, rasa nervous selalu menjadi something problem yang kadang diluar kendali. Saat ujian akan dimulai, tiba-tiba komputer yang akan digunakan error. Disana aku menduga-duga bahwa ini adalah tanda kegagalan, but i still stay to calm. Kemudian panitia menyuruhku untuk menggunakan komputer yang lain, namun ternyata sama saja. Disana aku benar-benar down. Astagfirullah. Saat semua orang mulai mengerjakan ujian, im still waiting. Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya aku bisa mngerjakan ujian dengan mouse komputer  yang susah digerakan. But i still try to keep calm dan mencoba mengerjakan ujian dengan baik. Soal yang diujikan antara lain soal verbal , soal numerik dan soal kemampuan logika. And finally, i can face the test well. Alhamdulillah.

“Menunggu sebuah takdir”



 Layaknya permen nano-nano , suasana hati benar-benar nggak bisa ditebak. Ya Allah, jangan sampai aku mengecewakan bapak dan pak Ayep yang sudah berjuang sejauh ini, dan se-lama ini. “Aku harus lulus ya Allah”, pintaku dalam hati. Tidak lama kemudian nama ku dipanggil, “Rina Risnawati selamat ya kamu lulus dan diterima di prodi Bahasa Inggris J”.  “Terimakasih buk”. Alhamdulillah. Mah, pak, do’a kalian telah dijawabNya. Thanks God.

Selanjutnya aku menuju klinik Asri Medical Center (AMC) untuk melakukan tes NAPZA. AMC ini terletak tak jauh dari kampus UMY (sekitar 10 menit jika menggunakan mobil). Karena kami nggak mau bulak balik Jogja-Cikijing, akhirnya kami memutuskan untuk sekalian mencari kost an sekitaran kampus. Alhamdulillah, tak lami kami mendapatkan sebuah kamar kost dengan harga yang cukup terjangkau dan letaknya yang sangat dekat dengan kampus, pemiliknya adalah mbah Tukijan. Kami menyewa kamar kost tersebut  untuk waktu 1 tahun.

Semua ter manage dengan baik, pak Ayep pun mengantarkan kami ke agen bus Budiman yang berada di Gamping.  Beliau pun pamit untuk pulang ke Semarang. Terimakasih pak. Semoga Allah membalas semua kebaikan bapak. Dan maafkan aku yang super merepotkan.

Finally

Alhamdulillah pulang dengan selamat dan sampai di rumah pada pukul 3 dini hari. It was so amazing experience.

Untukmu ...

Untukmu Bapake,
Kau tahu pak?, kau mencintai ku tanpa pernah kau ucapkan itu. Tapi aku dapat melihat rasa cinta itu dengan jelas dari sudut matamu, merasakan kasih sayanngmu lewat pengorbanan. Maafkan aku yag kadang melupakan jasa mu, akhirnya aku sadar bahwa kau adalah satu-satunya pria yang akan dan terus mencintaiku selamanya.

Untukmu Ibuk
Ibuk, kau adalah segalanya bagiku. Tanpamu dan bapak aku tidak akan pernah bisa sejauh ini. Terima kasih karena kau selalu mendukung pendidikan ku, memastikan bahwa aku memiliki pijakan yang kuat. Kau genggam tangan anakmu ini untuk memastikan agar aku tidak terjatuh.

Untukmu pak Ayep
Sungguh pak, di dunia ini aku baru menemui seorang malaikat sepertimu. Kau menjadi bagian dari perjuangan kami, mendukung kami dengan genggaman tanganmu, menyertai kami dengan  semangat dan  do’a mu. Semoga Allah membalas kebaikan bapak dan keluarga. Semoga engkau dan keluarga diberikan kesehatan, panjang umur, murah rezeki dan kemudahan dan kebaikan lainnya, Aamin.

Gracias !
Semoga cerita ini bermanfaat bagi sobat semua. Dan jangan lupa untuk tetap semangat dalam mencari ilmu!. Saat kalian merasa lelah, ingat kembali tujuan kalian, orangtua kalian dan perjuangan kalian dari awal hingga sejauh ini. Jangan menjadi sarjana kertas!.
Thanks ya J. Jangan lupa untuk tinggalkan saran, pesan atau pertanyaan di kolom komentar.  

Finding Dori on :
Instagram : rina-risnawatii
Youtube    : Rina_risnawatii

    

Senin, 03 September 2018

Deklarasi #2019GantiPresiden Makar kan tuh ?!




“Deklarasi  #2019GantiPresiden?”  “Makar tuh!”




Holla Assalamu’alaikum ...
            
    Berbicara soal politik, selalu ada hal yang menarik untuk dibahas. Suka nggak suka masalah politik  di Indonesia kini sudah menjadi daily food. Tak ayal, masyarakat kita pun saat ini sudah begitu up2date terhadap perkembangan politik yang terjadi. Namun, pada tahun 2018 ini ada satu hal yang mencuri perhatian kita, yaitu deklarasi  #2019GantiPresiden. Sebenarnya apa yak makna dari tagar tersebut?

#2019GantiPresiden

                Menjelang pemilu presiden 2019, perang #2019GantiPresiden dengan #2019TetapJokowi mulai membahara di jagad media sosial. Kedua kubu tersebut bak pendukung dua klub sepakbola, saling adu kekuatan hastag. Siapakah yang paling kuat?. Hmm, Riris nggak akan bahas soal kubu siapakah yang paling kuat. But Riris just want to share you what should we do about this issue.
Apa tagar tersebut merupakan hantu?. Actually jika dikaitkan dengan hantu memang rada nyambung yak. Ada yang ketakutan, namun justru ada juga yang menantangnya. So what’s the impact of the hasthtag ghost?.  Sebut saja penceramah Neno warisman saat hendak menghadiri deklarasi #2019GantiPresiden di Pekanbaru pada Minggu 26 Agustus. Banyak massa yang menolak kedatangan beliau karena dianggap meresahkan. Adapula musisi  Ahmad Dhani yang dikeruduk oleh massa penolak #2019GantiPresiden saat berada di sebuah hotel di kota Surabaya.  Hmm, lalu kalau begitu apakah deklarasi #2019GantiPresiden merupakan makar?

Makar atau bukan nih?

Kalau untuk menyimpulkan suatu issue politik, Riris bukan ahlinya yak. Lagipun Riris juga nggak terlalu suka dengan masalah politik (padahal cita-cita ingin jadi seorang duta, wkwk). But sebagai remaja yang kritis (haha), Riris berpendapat bahwa deklarasi #2019GantiPresiden adalah hanya sebuah tagar, that isn’t MAKAR. Yap, rasanya tagar yang berbunyi #2019GantiPresiden hanya sebuah ajakan untuk tahun 2019 bukan sekarang  (karena toh tahun 2019 bertepatan dengan pilpres). Sementara yang namanya makar adalah usaha menggulingkan kekuasaan yang sedang berlangsung. So, kalau tagar tersebut terjadi/ sudah terjadi pada tahun 2016-2017-2018 maka tagar tersebut bisa dikatakan makar. Kurang lebih begitu.

“Kita tidak sedang menyebarkan kebencian, kita tidak sedang menjelekkan pak Jokowi, beliau orang baik, pemerintah sekarang sedang bekerja. Tapi kami menilai dan ini hak konstitusional kami, kami ingin #2019GantiPresiden yang lebih baik,” tutur politisi PKS, Mardani Ali Sera.

 So what should we do ?

 Riris pernah berdiskusi soal politik dengan seseorang, niatnya sih pengen disebut remaja yang smart (wkkwk). Tapi Riris malah dinasehati. Kurang lebih begini percakapannya :
Riris        :”The state of prison for corruptors in Indonesia is extraordinary. All cooking utensil, refrigerators and air conditioners are available. Even they can save money there”.
X             : “Oh Babe, you still young!.  Not the time for you to think about political”.
Riris        : “I know im still young, but im care and are sensitive about what is happening in this country”.
X             : “Oke, i see. But you have more important thing. Just focus on your study. I want you finish college well. You know what?  There are already taking care of it, don’t worry. You haven’t time yet. Just focus on your lecture”.

                Setelah difikir, ternyata ada benar nya juga. kenapa Riris sibuk diskusi, sibuk berkomentar mengenai politik yang bahkan Riris sendiri belum paham betul, juga belum bisa memberi  good impact terhadap masalah politik. Mengenai remaja yang care dan critical itu sangat hebat. But we must know the limits. kita masih punya urusan yang lebih penting dari sekadar ikut-ikutan meramaikan jagad media sosial. Urusan apa ? kamu yang suka berkomentar, juga kamu yang ikut menggelorakan tagar. Kontribusi apa yang sudah bisa kamu berikan ?. “Yealah Ris, ini bukan soal kontribusi atau prestasi. Ini soal masa depan bangsa. Kamu harus care dong!”. Kamu hebat sayang, siapa pula yang bilang kita tidak boleh care, but actually Riris hanya ingin menyampaikan janganlah kita terlalu bersikap fanatik mengenai politik, santai saja!. Setidaknya jangan ditanggapi  secara emotional apalagi sampai menyebarkan berita hoax. Soal pilpres sudah ada yang mengatur dan mengurusnya. Kita sebagai remaja yang care hanya perlu memastikan pilpres berjalan dengan baik, fair dan lancar tanpa ada permusuhan apalagi perpecahan. And don’t forget misi utama mu apa. Jika kamu merasa gemes dengan keadaan politik di Indonesia, jangan hanya berkomentar tapi make the change. Sudah bisa? Belum kan? So focus on ur study! Ingat skripsi mu masih belum kelar!, hehe. 

Siapapun presidennya, hormatilah ia !.



Then ...

Thanks ya peeps, sudah berkunjung di blog yang masih berantakan ini. So Riris sangat membutuhkan saran dan kritikan sobat semua.

Gracias !


Finding Dori on :
Insagram                                : @rina_risnawati
Twitter                            :@rirismybookid
And also watch me on youtube :  https://www.youtube.com/channel/UC9Bt1d1-r7OKOrBoM-__xrg?view_as=subscriber

^Tulisan ini dibuat untuk selfrimender ^