Tampilkan postingan dengan label mahasiswa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label mahasiswa. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 01 Desember 2018

Gue pengen punya pasangan yang ...


 Tipe cowok gue adalah ...


Hola Assalamu’alaikum

How was the day peeps ?, in this session I am going to talk an exciting article about the boys. What?, oke ini agak absurd sih actually tapi kalau ngomongin soal yang satu ini memang selalu mantul (haha). Kalian punya tipe cowok ? or you have discuss it with your friends? Such as like, “Gue punya tipe cowok yang ...”, “Gue pengen punya pasangan yang ...”, ”Gue suka sama cowok yang ..”, etc. Oke, im sure kalian pernah discuss it, and now gue sangat tertarik buat bahas itu detaily in this article.

“Actually gue pengen punya pasangan yang ...”

Hemm, nostalgia gue waktu zaman SMA pernah bilang bahwa gue pengen punya pasangan yang bukan perokok (haha), so what’s your types ?. Menurut gue saat kita punya specific types about the boy we liked, it’s normally. But semua itu akan menjadi  weird when the people know it.  Nah lho ? ... .
Kalian tahu Onew ? yep dia adalah leadernya Shinee (lho kok jadi bahas korea ?). Jadi gini peeps,  dulu kan gue shawol (sebutan bagi fansnya Shinee), dan gue suka Onew, gue sangat uptodate mengenai kehidupan doi. Satu hal yang masih gue ingat dari doi adalah jawabannya mengenai tipe cewek saat ditanya oleh wartawan. Dia bilang bahwa for the specific types of the girl he liked dia nggak punya, karena dia sadar bahwa tiap orang itu punya karakternya sendiri, setiap orang punya kekurangan dan kelebihan. Mantul banget dah jawabannya. Darisana gue jadi mikir, apa yang dikatakan doi bener juga. karena cinta nggak memandang tipe (wik wik wik).

“Kalau sudah cinta pasti menerima apa adanya, ya nggak ...“


Bener nggak sih kalau sudah cinta pasti kita menerima apapun keadaan dia? Such as saat dia suka ngupil pun rasa cinta kita tidak berkurang?, hmm. Ada sebuah kasus yang sangat menarik untuk gue bahas mengenai poin ini. Jadi gue punya temen (temen nya temen gue dan dia punya temen lagi dan temennya punya temen lagi, wkwk), dia nggak suka sama pria perokok tapi nggak lama kemudian dia punya crush perokok, so what the next happened?, ”katanya lu nggak suka sama pria perokok nah crush lu setau gue kan perokok?”, and she just can answer, “Kalau sudah cinta ya mau gimana”.  Dari kasus tersebut we can take the conclusion that when you love someone you won’t see how he is.

Mikir dulu dong bro !

Kadang gue suka senyum sendiri saat ada orang yang bilang, “Gue pengen punya pasangan yang cantik, sholehah, pendidikan tinggi, mapan, punya karir bagus,  etc ..”, hey memangnya wanita sekelas itu mau sama spesies pria kek kamu?. Bukan maksud gue apa, gue hanya ingin menggaris bawahi that when we have a series of types of pairs maka perbaiki kualitas diri kita terlebih dahulu, buat kita pantas dengannya. Eits, jangan salah paham dulu. Bukan maskud gue kita harus sebanding dengan orang yang kita suka kek misalnya dia punya mobil maka kita juga harus punya mobil. Sama sekali bukan itu!. Tapi gue menekankan pada kualitas diri. Sebaik apa diri kita, selayak apa diri kita sehingga kita bisa dengan berani menulis list tipe pasangan kita adalah yang demikian. Paham ?.

 Cukup kita dan Dia yang tau ...


Adalah hal yang sangat manusiawi ketika kita mempunyai tipe pasangan yang kita suka seperti apa karena kita memiliki tingkat kenyamanan yang berbeda. Tapi menurut gue semua itu cukup hanya diklarifikasikan saja dalam do’a, tidak usah menjadikannya bahan perbincangan publik. I mean nggak usah lah orang lain tahu, takutnya akan seperti kasus tadi, saat kita tidak suka dengan pria tipe A but suddenly we love boy like that so apa kata dunia?, mau dibilang munafik?.

So ...

So when you ask me about the types of boy actually i don’t have. Dari dulu gue sama sekali nggak punya tipe spesifik mengenai pria yang gue suka, karena ya tadi gue sadar gue nggak sesempurna itu, dan gue sadar tiap orang punya kelebihan dan kekurangan, tapi untuk general types actually gue punya, ya karena gue manusia, sama seperti perempuan pada umumnya gue ingin bersanding dengan pria yang baik. Untuk hal lebih lanjut mengenai pria gue selalu klarifikasikan itu semua dalam do’a. Cukup gue dan Allah saja yang tahu (hmm).

Gracias ..

Thankyou peeps, kalian sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel yang menurut gue agak mantul (haha), jangan lupa untuk leave komentar yak (saran kalian akan sangat membantu).


NB :-          Artikel ini dibuat hanya untuk self reminder, tidak ada maksud apapun


Finding Dori on :
Instagram : rina_risnawatii
Facebook  : Rina Risnawati
Twitter      : rirismybookid
Youtube    : Rina Risnawatii


Sabtu, 13 Oktober 2018

Awas salah masuk kamar! teliti sebelum masuk !


Hati-hati salah masuk kamar !!         

                                        
Hola! Assalamualikum ...

 How is day your going peeps?, is it great? I hope so.  Di bulan Oktober ini Riris memutuskan untuk memposting sebuah artikel mengenai  perasaan “dilema”  which is membuat kebanyakan orang salah masuk kamar, and then it would be give impact for their future life. Oalah kok ngomongnya jadi bahasa jaksel gini yak, haha.

Salah masuk kamar ? maksudnya?



Kalian pernah masuk kamar orang lain tanpa sengaja? Oke it means kalian pernah ngalamin yang namanya salah masuk kamar. Hehe. Bukan!, bukan itu. Salah masuk kamar yang Riris maksud adalah salah dalam memilih jurusan. How ?

Plan sedini mungkin itu WAJIB biar nggak bingung

Oke. Menurut Riris, masa-masa sulit saat SMA bukan pada saat Ujian Nasional nya melainkan pada saat kalian akan menjadi seorang alumnus. “Kuliah kemana Bro?”, “Kuliah apa kerja nih?”, dan seribu pertanyaan hebat lainnya would be come to your life. Jujur yak, Riris pada saat itu kurang mempersiapkan perkuliahan, yang ada difikiran Riris kala itu adalah, “yaelah, gimana nanti aja lah!” (please yang ini jangan dicontoh, jika kalian ingin selamat), dan ternyata itu impact bagi hidup Riris buruk banget. So, bagi kalian yang masih SMA, ideal kalian dalam menentukan pilihan hidup adalah saat kalian duduk di kelas X. Sedini mungkin kalian harus menjadi sangat care terhadap future also menjadi sangat kepo terhadap perguruan tinggi dan jurusannya, agar kalian dapat melangkah di jalan yang lurus (huhu). So, coba mapping future kalian mau jadi seperti apa. Ini penting yak, because if you fail to prepare honestly you prepare to fail.

Tapi Ris, plan kadang nggak sejalan, dipengaruhi lingkungan juga!

It’s oke, itu natural. Tapi setidaknya kalian sudah punya gambaran mengenai perguruan tinggi, pun kalian sudah punya banyak referensi mengenai perkuliahan, supaya saat ketidakmungkinan terjadi kalian tidak akan kehabisan strategi.  Alhamdulillah, pada waktu itu Riris mendapat dukungan yang luar biasa dari keluarga juga dari orang-orang yang sayang sama Riris. Mereka semua menjadi bagian dari album kehidupan Riris, walau ternyata pada akhirnya Riris harus kuliah di jurusan yang sama sekali bukan passion Riris. Nah lho? (Riris akan membahas cerita lengkapnya in another articel, InshsaAllah).

Aku udah kelas 12, tapi masih bingung menentukan kuliah!




Kasus seperti ini sudah banyak di dongengkan oleh para korban PTN, and they said that most students yang gap year adalah mereka yang kurang mempersiapkan perkuliahannya. Jadi aku udah telat gitu Ris?, Eitt, nggak juga. Boleh jadi kalian yang sudah persiapan jauh-jauh hari malah salah masuk kamar atau bahkan bisa jadi gap year. Contoh in reality, temen Riris  yang ikut SBMPTN, dia diterima di pilihan ketiga, di pilihan yang ternyata bukan passion dia, di pilihan  yang bisa dikatakan “ngasal” ngisi. So, actually you’re not late just less than ideal. Nah bagi kamu yang masih lama nunggu wisuda, jangan bosen-bosen untuk selalu uptodate mengenai perguruan tinggi, 50% itu akan menentukan takdir kamu nantinya (Akurat banget yak  50%, wkwk).

Passion, hobi dan prospek kerja

Nah ini nih, point utama yang akan Riris bahas dalam artikel kece ini (hehe). Halo sahabatku, setiap manusia  yang lahir kedunia ini membawa mimpi disetiap tulang rusuknya pun mereka juga telah dibekali kelebihan dan kemampuan luar biasa untuk mewujudkannya. So ?, kita semua punya jalan suksesnya sendiri. Kuncinya hanya satu, “more honestly with yourself”.
Peeps, sebelum Riris membacakan dongeng lebih jauh, Riris mau memberikan pemahaman terlebih  dahulu mengenai perbedaan passion dan hobi. Apa itu passion? Apa itu hobi? Apakah keduanya sama?. Oke, passion adalah hasrat sementara hobi adalah aktifitas yang membuat kita merasa enjoy. Keduanya berbeda, apa bedanya?, the simple answer is semua passion didasari karena hobi (passion selalu ada keinginan untuk diimprove setiap harinya), sementara tidak semua hobi adalah passion. Jika kamu suka menulis, kemudian kamu melakukannya dengan totalitas sehingga meghasilkan uang, maka itu adalah passion. Then, the point is you should to choose majors according to your passion!, agar future kamu lebih ter mapping , InshaAllah.

Jadi ? passion apa prospek kerja ?


Seperti yang telah Riris paparkan sebelumnya bahwa setiap manusia itu memiliki mimpi dan cita-cita, maka pilihlah jurusan sesuai cita-cita kamu. Why?, masa perkuliahan itu bukanlah sesuatu yang sebentar peeps, kamu harus mengorbankan banyak fikiran, tenaga, uang dan  waktu. So? Sangat disayangkan apabila kamu hanya berhasil keluar hutan tanpa menemukan harta karun, right?, paham maksudnya?. Saat kamu melakukan sesuatu yang bukan passion kamu, kamu akan merasa ragu-ragu dan merasa terbebani ketika menjalaninya. Saat banyak tugas, tentunya kamu harus mengeluarkan ekstra strategi dan ekstra mood (karena kamu pasti akan merasa berat, bukan rindu aja lho yang berat! Wkwk).  On the other hand, saat kamu memilih jurusan sesuai passion, Riris yakin kamu nggak akan merasa tertekan untuk setiap prosesnya , you will enjot it. Dan satu hal perlu digaris bawahi, itu semua akan berpengaruh pada nilai IPK kamu (mostly), trust me. Dan pada intinya adalah choose the majors according to your passion but please *consider everything*.

Tapi gue merasa tertantang untuk sesuatu yang tidak gue suka, Ris

Back to yourself, jika kamu merasa tertantang dan mampu bertahan serta kamu berani untuk setiap risikonya ( dibaca : terlalu dramatis), maka kenapa tidak. Soal rezeki dan masa depan siapa tahu, right?. Tapi, jangan sampai saat ditengah semester kamu mendatangi kaprodi untuk meminta surat permohonan pindah jurusan yak.

Finally ...

Pilihlah jurusan sesuai passion kamu tapi pertimbangkanlah semuanya, kamu juga jangan egois. karena kamu hidup tidak sedirian, so jangan lupa untuk minta restu dari orangtua. Ridha Allah ada pada ridha mereka, jangan sampai kamu menyepelekan hal ini. Kemudahan-kemudahan yang kamu dapatkan saat perkuliahan adalah karena ridhanya mereka.
Thanks ya sahabat-sahabatku, kalian sudah meluangkan waktunya untuk membaca artikel yang kece ini (dibaca : wkwk). Mohon tinggalkan pesan, saran atau pertanyaan di kolom komentar yak.

NB : Terima kasih untuk kakak ku, kak Ad*kza yang sudah memberikan pemahaman kepada Riris mengenai perbedaan passion dan hobi. Sehingga, artikel ini terlihat lebih sempurna (huhu).

Gracias!

Finding Dori on :
Youtube                    : Rina_risnawatii
Instagram                : rina_risawatii
Twitter                     : rirismybookid  

Youtube ->>> 





                 

Minggu, 23 September 2018

Mengapa harus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ?



Sepenggal kisah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Cerita Riris


Hidup memang penuh dengan kejutan, kau tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok. Bahkan untuk satu menit berikutnya. Mimpi- mimpi yang sedang kau rajut, bisa saja robek secara tiba-tiba tanpa pernah kau sangka. Lalu kau bisa apa?. Iya, kau hanya perlu fleksibel seperti air, berubah menjadi uap ketika ketidakmungkinan terjadi.

Dan ini cerita ku ...

Saat badai datang secara tiba-tiba, menyapu bersih semua asa mu. Dan ternyata asa itu sedang kau bicarakan dengan orangtua mu, tiba-tiba semuanya lenyap dan gelap. Ah, aku yakin kau tak punya pilihan lain selain bersabar.  Begitupula dengan kisah luka yang akan kuceritakan padamu sekarang.
aku masih ingat, hari itu adalah hari sabtu. Hari dimana aku membereskan semua kenangan itu. “Apa aku berguna?, sebenarnya aku ini mau jadi apa?”. Berbagai pertanyaan memojokan itu datang. “Daftar universitas swasta di Yogyakarta”, pencarian google dimulai. Yak, ku putuskan untuk memililh PTS karena saat itu semua PTN sudah ditutup. Dan akupun memilih Jogja sebagai akhir dari perjalanan sarjana ku. Ah, teryata UMY masih dibuka. “Aku akan kuliah disana!”, hati bergumam. Itulah sosok hati, saat dia punya keinginan A, maka apapun yang terjadi semua itu harus terwujud.

  “Mah, Pak. Aku ingin kuliah di Jogja!”. Pernyataan itu terdeklarasikan dengan tegas. Tentu saja, sejuta alasan dan pertimbangan telah rapih dibungkus sejak lama. Saat kau sudah mencintai sesuatu, kau akan melakukan apa pun untuk itu. Begitu pun denganku, semua alasan mendasar dijelaskan secara terperinci, berharap mereka memahami. “Mah, biaya hidup di Jogja itu lebih murah dibandingkan dengan kota lain. Kampus UMY juga sudah ter akreditasi A, begitu pun dengan jurusan bahasa Inggris nya. Disana itu banyak peluang mah, banyak jalan. Soal biaya aku akan mencari pekerjaan juga akan mengikuti program beasiswa. Tenang aja mah, Allah pasti bantu kita kok, apalagi untuk orang yang sedang mencari ilmu”. Aku tahu, disana mamah sedang berperang dengan hatinya. Beliau ingin yang terbaik untuk anaknya namun ia juga harus mempertimbangkan semuanya.

Atas kesungguhan itu, akhirnya orangtua mengizinkan. Mulailah aku menyiapkan semua dokumen yang diperlukan seperti ktp, ijazah SMA yang sudah dilegalisir, pasfoto hitam putih, etc ( untuk lebih lengkapnya kalian bisa cek di website UMY). Hari selasa tanggal 01 Agustus kami berangkat ke Jogja (aku dan bapak). Kami menggunakan bis aladin jurusan Cikijing-Semarang. Lho kok Semarang?. Kami akan bersitirahat di rumah seorang sahabat mamah sekaligus tetangga kami dulu. Namanya adalah Pak Ayep Rosidi. Beliau merupakan seorang dosen yang dulunya sempat menempuh pendidikan di Jogja. Itulah mengapa aku menanyakan setiap informasi perkuliahan kepada beliau. Sekarang beliau tinggal bersama keluarganya di Semarang. Kami pun diminta untuk menginap di rumahnya, soal pendaftaran kuliah beliau juga akan mengurusi itu. MashaAllah, beliau amat baik. Semoga Allah melindungi beliau dan keluarga, Aamin.

Perjalanan ke Semarang  menghabiskan waktu setengah hari, kami berangkat pada pukul  9 pagi dari terminal Cikijing dengan menggunakan bis Aladin dan tiba di terminal Mangkang pada pukul  5 sore. Setelah itu kami menuju gerbang tol Krapyak dan tiba disana pada pukul 6 petang. Saat kami sampai, beliau (pak Ayep)  sudah standbye disana untuk menjemput kami ( wah .. maaf yak pak, kami merepotkan, hehe).  Kemudian beliau membawa kami ke rumahnya. Masha Allah, Allah selalu memberikan kelancaran dalam setiap urusan kami. Alhamdulillh. Kami sampai di rumah beliau pada pukul 19.30 WITA, kami dijamu dengan begitu istimewa. Alhamdulillah. Setelah sholat Isha, kami pun meluruskan tulang punggung yang sedari tadi terasa remuk (hufft).

Paginya, kami siap-siap menuju Jogja. Setelah shubuh, aku, bapak dan pak Ayep berangkat menuju Universitas Muhammadiyah Yogjakarta, Bantul.  Lamanya perjalanan ke Jogja seperti perjalanan dari Cikijing ke Cirebon.  Tibalah kami di kampus pada pukul 8 pagi. Wah, inilah kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Begitu luas, hijau dan mashaAllah keren sekali.  Kami memasuki gedung AR. Fachruddin A dan kemudian mengikuti alur pendaftaran. Untuk jalur masuk, aku sendiri memilih jalur tes CBT yang one day service.  Pendaftaran, pembayaran, tes dan pengumuman kelulusan dilakukan pada hari yang sama.


Kurang lebih begini alur pendaftarannya secara in short :
1.       Melakukan pendaftaran di bagian Biro Admisi gedung AR. Fakhruddin,
2.       Membayar biaya pendaftaran di bank yang ada di kampus UMY,
3.       Memberikan slip pembayaran ke bagian Biro Admisi lagi,
4.       Melakukan tes seleksi,
5.       Menunggu hasil seleksi di biro Admisi,
6.       Pengumuman 
7.       Melakukan tes NAPZA di Asri Medical Center (AMC),

Saat mengisi kolom jurusan, aku memilih prodi Hubungan Internasional pada pilihan pertama diikuti oleh prodi Bahasa Inggris pada pilihan kedua. Actually, aku ingin sekali masuk jurusan HI dari sejak SMA, alasannya aku ingin kerja di kedutaan besar (lol). Tapi, apapun pengumuman nya nanti, will be grateful. Then, aku mengikuti ujian masuk setelah waktu dzuhur.
Arggh, rasa nervous selalu menjadi something problem yang kadang diluar kendali. Saat ujian akan dimulai, tiba-tiba komputer yang akan digunakan error. Disana aku menduga-duga bahwa ini adalah tanda kegagalan, but i still stay to calm. Kemudian panitia menyuruhku untuk menggunakan komputer yang lain, namun ternyata sama saja. Disana aku benar-benar down. Astagfirullah. Saat semua orang mulai mengerjakan ujian, im still waiting. Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya aku bisa mngerjakan ujian dengan mouse komputer  yang susah digerakan. But i still try to keep calm dan mencoba mengerjakan ujian dengan baik. Soal yang diujikan antara lain soal verbal , soal numerik dan soal kemampuan logika. And finally, i can face the test well. Alhamdulillah.

“Menunggu sebuah takdir”



 Layaknya permen nano-nano , suasana hati benar-benar nggak bisa ditebak. Ya Allah, jangan sampai aku mengecewakan bapak dan pak Ayep yang sudah berjuang sejauh ini, dan se-lama ini. “Aku harus lulus ya Allah”, pintaku dalam hati. Tidak lama kemudian nama ku dipanggil, “Rina Risnawati selamat ya kamu lulus dan diterima di prodi Bahasa Inggris J”.  “Terimakasih buk”. Alhamdulillah. Mah, pak, do’a kalian telah dijawabNya. Thanks God.

Selanjutnya aku menuju klinik Asri Medical Center (AMC) untuk melakukan tes NAPZA. AMC ini terletak tak jauh dari kampus UMY (sekitar 10 menit jika menggunakan mobil). Karena kami nggak mau bulak balik Jogja-Cikijing, akhirnya kami memutuskan untuk sekalian mencari kost an sekitaran kampus. Alhamdulillah, tak lami kami mendapatkan sebuah kamar kost dengan harga yang cukup terjangkau dan letaknya yang sangat dekat dengan kampus, pemiliknya adalah mbah Tukijan. Kami menyewa kamar kost tersebut  untuk waktu 1 tahun.

Semua ter manage dengan baik, pak Ayep pun mengantarkan kami ke agen bus Budiman yang berada di Gamping.  Beliau pun pamit untuk pulang ke Semarang. Terimakasih pak. Semoga Allah membalas semua kebaikan bapak. Dan maafkan aku yang super merepotkan.

Finally

Alhamdulillah pulang dengan selamat dan sampai di rumah pada pukul 3 dini hari. It was so amazing experience.

Untukmu ...

Untukmu Bapake,
Kau tahu pak?, kau mencintai ku tanpa pernah kau ucapkan itu. Tapi aku dapat melihat rasa cinta itu dengan jelas dari sudut matamu, merasakan kasih sayanngmu lewat pengorbanan. Maafkan aku yag kadang melupakan jasa mu, akhirnya aku sadar bahwa kau adalah satu-satunya pria yang akan dan terus mencintaiku selamanya.

Untukmu Ibuk
Ibuk, kau adalah segalanya bagiku. Tanpamu dan bapak aku tidak akan pernah bisa sejauh ini. Terima kasih karena kau selalu mendukung pendidikan ku, memastikan bahwa aku memiliki pijakan yang kuat. Kau genggam tangan anakmu ini untuk memastikan agar aku tidak terjatuh.

Untukmu pak Ayep
Sungguh pak, di dunia ini aku baru menemui seorang malaikat sepertimu. Kau menjadi bagian dari perjuangan kami, mendukung kami dengan genggaman tanganmu, menyertai kami dengan  semangat dan  do’a mu. Semoga Allah membalas kebaikan bapak dan keluarga. Semoga engkau dan keluarga diberikan kesehatan, panjang umur, murah rezeki dan kemudahan dan kebaikan lainnya, Aamin.

Gracias !
Semoga cerita ini bermanfaat bagi sobat semua. Dan jangan lupa untuk tetap semangat dalam mencari ilmu!. Saat kalian merasa lelah, ingat kembali tujuan kalian, orangtua kalian dan perjuangan kalian dari awal hingga sejauh ini. Jangan menjadi sarjana kertas!.
Thanks ya J. Jangan lupa untuk tinggalkan saran, pesan atau pertanyaan di kolom komentar.  

Finding Dori on :
Instagram : rina-risnawatii
Youtube    : Rina_risnawatii

    

Sabtu, 25 Agustus 2018

Lha Bodo Amat !!




Bodo Amat !!!



Holla Asalamulaikum ..

                Berbicara soal kritikan Kadang kita suka merasa heran yak, kenapa .. orang segitu detailnya berkomentar, segitu care nya memikirkan kita (haha). Sementara kita sendiri merasa ogah banget kan buat nge judge orang. Ogah banget tahu apa dan bagaimana mereka. Orang ngomongin kita? it means mereka pengangguran lahir bathin. Benar- benar kurang kerjaan. Padahal hey!, apa yang kita dapatkan dari sikap yang bisa dikategorikan nyinyir itu? Imagine, saat kita nyinyir kita dapet duit gitu? “Ai kitu ku ngomongkeun batur  urang menang beas sakilo mah? Da hanteu!”.

Komentar berujung Nyinyir

                Ada tiga hal dalam hidup yang tidak bisa kembali. What’s those ?, pertama adalah waktu kedua ucapan and last adalah kesempatan. Seandainya mesin waktu itu benar-benar ada, maka disana akan ada banyak orang yang memperbaiki kembali ucapannya dan mengambil kembali kesempatan yang pernah hilang. So dalam hal ini, kita harus benar-benar bisa menghargai waktu. Niatnya sih komentar tapi malah berujung nyinyir. Oalah hati-hati dong pedangnya dijaga, kalau udah berdarah kan bahaya. Biar Riris kasih tau yak, berikanlah komentar hanya jika niatnya untuk  membangun bukan menjatuhkan, berikanlah komentar dengan cara classy  bukan mencari musuh. Pun harus ingat bahwa tujuan kita di dunia bukan untuk mengurusi hidup orang lain. Kecuali profesi kita memang sebagai pengacara (hihi).

Kepala sampai ujung kaki diliatin, situ iri yak?

Untuk hal ini kadang kita perlu bersikap bodo amat. Karena Si Mrs. Nyinyir emang suka banget jadi juri kehidupan. Apapun diliatin, diperhatiin dan ujungnya di omongin bareng squad nya. Geli juga melihat realitas kehidupan seperti itu. Berasa jadi selebgram gitu (wkwk). Jadi ini based on story  Riris yak. Nah di negara Riris ini kebanyakan warganya memiliki gaya hidup bak selebritis (walau sebenernya makan sama ikan asin doang) tapi beuh, rasa gengsi nya  gede, kepoan  juga kek wartawan, beli baju bermerk langsung pasang pengumuman,  (nggak tau kalo orang lain justru lebih dulu punya barang branded kek gitu, cuma mereka males aja buat sombong. Contohnya  kek Riris. Haha), merasa so paling tau segalanya, merasa paling melek fashion dan merasa paling wow dibandingkan orang lain (padahal suaminya harus tulang banting nyari duit buat makan dan jajan anak). Ini yang dimaksud efek negatif media sosial. Semua dilakukan hanya untuk pencitraan. Back to pengalaman. Jadi  Riris sekeluarga pernah merasakan pahitnya orang-orang seperti ini. Misal dulu Mamah Riris melewati sekumpulan orang kek gitu, tiba-tiba salah satu diantara mereka ngomong, “Idih, baju model kek gitu mau aja dipake!, kalo gue ogah banget”. Wow ini orang ngapain ngurusin baju orang lain, emang situ yang beliin?, haha. Mamah Riris orangnya cuek, dia nggak memberi tanggapan atas penghinaan itu. Katanya si kalo ditanggepin sama-sama bego (hihi). Nah menurut Riris emang untuk menghadapi orang-orang kek gini kita wajib bersikap bodo amat. Bodo amat sama omongan mereka, emang kita hidup di dunia ini untuk membahagiakan mereka? Agar mereka bangga? Sehingga hidup kita selalu fokus sama pendapat mereka? Idih ! Ogah banget!.  Hidup kita lebih berharga dari itu semua. Proud of yourself guys.
 Nah setiap Riris lewat pun mereka juga suka liatin penampilan Riris dari ujung kaki sampai kelapa, eh kepala. Oalaaaaahh risih sangat. Sebagain dari mereka juga sering nanyain kuliah Riris. Saat mamah Riris cakap STAN, malah diketawain, “Apa? Setan?”. Ih dasar norak banget! Orang dengan pemikiran kampung! Siapa yang nggak tau STAN kalo bukan sekumpulan orang norak kek gini ?  (haha, geleng-geleng kepala). Maafin Riris yang merasa gemes oh Tuhan.

Kalo udah gini, apa sikap Riris ?



            Riris sih menanggapinya santai aja yak. Karena untungnya Riris manusia yang tergolong cuek (wkwk), dan merasa ogah buat ngomongin orang. Riris lebih sayang lidah soalnya. Then apa sikap Riris menghadapi spicy critics (maksudnya kritik pedas, cuma ini pake Inggris kampung, hihi). Riris sih nggak sepenuhnya menutup telinga yak, Riris lebih sering bercermin aja, lebih banyak intropeksi juga. Karena sebenarnya kritikan semacam itu bisa jadi motivasi. Dan jangan dijadikan beban fikiran juga. Santai aja! because we better than them, makannya mengapa kita begitu diperhatikan. Saat Riris menghadapi orang seperti itu, Riris selalu bilang dalam hati, “Yaelah, BODO AMAT!”. Gue terlahir bukan untuk memikirkan pendapat orang, gue terlahir untuk mereka yang sayang sama gue.

Kutipan
“Kebahagiaan tidak membutuhkan penilaian orang lain”
Fiersa Basari



^Tulisan ini dibuat untuk selfreminder
NB : Riris nggak kuliah di STAN


Finding Dori on
Instagram : @rina_risnawatii
Youtube    : Rina_risnawatii
Facebook  : Rina Risnawati
Twitter      : @rirismybookid


     
Terima kasih sudah berkunjung :)
kalau mau di follback kirim pesan yak :)